Saturday, 07 Dec 2024
  • Membangun Pribadi Yang Shaleh & Cerdas

Islam Dan Pancasila, Dua Ideologi Yang Sejalan Dalam Mencapai Kemaslahatan Hidup Bernegara.

Bekasi(4/06)- Tanggal 1 Juni yang lalu Indonesia baru saja memperingati hari lahirnya Pancasila. Penetapan tanggal 1 Juni sebagai hari lahir pancasila, mengikuti gagasan presiden pertama RI yaitu Ir soekarno tentang “Lahirnya Pancasila”. Gagasan tentang Pancasila ini beliau sampaikan dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Namun gagasan Bung Karno saat itu bukanlah pancasila yang kita kenal sekarang ini, baik isi maupun urutannya. Isi dari butir Pancasila dan urutannya yang kita kenal saat ini merupakan hasil sidang kedua BPUPKI tanggal 10-16 Juli 1945 yang kemudian direvisi kembali karena adanya keberatan dari wakil Indonesia bagian timur. Akhirnya pada sidang PPKI pertama tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkanlah Pancasila sebagai dasar negara dengan isi dan urutan sila sebagai berikut :

  1. Ketuhanan yang maha esa
  2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
  3. Persatuan Indonesia
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil musyawarah mufakat berbagai elemen masyarakat baik dari kalangan Islam maupun Nasionalis. Kesepakatan ini merupakan pencapaian tersendiri bagi bangsa Indonesia karena dapat menyatukan pemikiran dari berbagai elemen sehingga lahir suatu kesepakatan bersama.

Bagi umat islam Indonesia, Pancasila merupakan tujuan syariah dalam bernegara. Butir sila yang terkandung dalam pancasila sejalan dan sama sekali tidak ada pertentangan dengan Al-Qur’an. Bahkan semua butir yang ada dalam pancasila adalah cerminan ajaran Islam dalam Al-Qur’an.

Ketuhanan yang maha esa, bermakna setiap orang berhak memilih, menentukan, dan beribadah menurut agamanya tanpa ada paksaan dari siapapun. Ini juga berarti antar umat beragama harus saling toleransi. Toleransi ini bukan berarti mengikuti atau memberikan pengakuan terhadap keyakinan umat agama lain, namun toleransi adalah sikap yang memberikan ruang seluas-luasnya antar umat beragama untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan yang dianut tanpa ada upaya untuk menghalang-halangi. Ini sejalan dengan tuntunan dalam Al-Qur’an surah Al-Ikhlas 1-4 :

“Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa, Allah tempat meminta segala sesuatu, (Allah) tidah beranak dan tidak pula diperanakkan, Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia”.

Dalam surat lain Allah berfirman tentang toleransi yaitu surah Al-Kaafirun ayat 6 :

” Untukmu agamamu, dan untukku agamaku”

Dalam soal aqidah umat islam harus menjaga kaidah-kaidah yang sudah menjadi ketentuan dalam Al-Qur’an dan tidak boleh mencampur adukkan karena berpotensi menggugurkan keimanan kepada Allah. Namun untuk bermuamalah, Allah memberikan kesempatan yang luas untuk saling berinteraksi tentunya atas dasar percaya dan saling menghargai.

Kemanusiaan yang adil dan beradab, Pancasila menekankan dua point penting yaitu adil dan beradab. Ini juga sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dalam surah Al-Maidah : 8

” .. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Allah juga menuntun bagaimana adab yang harus dimiliki seorang muslim sebagaimana dalam al-Qur’an surat An-Nisaa : 86

” Dan Apabila kamu dihormati dengan suatu salam penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah dengan yang sepadan dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu”

Persatuan Indonesia, Pancasila menghendaki adanya persatuan diantara sesama warga negara dan tidak terpecah belah. Dengan persatuan yang kuat, cita-cita Indonesia menjadi kekuatan besar dunia akan terwujud. Perbedaan pendapat dan cara berpikir dari warga negara bukanlah alasan untuk menjadikan perpecahan, bahkan dengan perbedaan ini hendaknya menjadi kekayaan tersendiri dalam bernegara, Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT tentang persatuan yaitu Surat Ali Imran : 103.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan,

Pancasila menekankan dua poin penting yaitu bijaksana dan musyawarah. Dalam hal ini, pancasila menekankan bahwa warga negara terutama para pemimpin hendaknya memiliki sifat bijaksana yaitu berusaha menyesuaikan segala sesuatu dengan keadaan yang sedang terjadi. Dalam hal menetapkan suatu keputusan, hendaknya para pemimpin tidak meninggalkan budaya musyawarah untuk mufakat. Hal ini sesuai dengan konsep musyawarah yang dilakukan Rasulullah SAW berdasarkan Surah Ali Imran : 159

“.. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakkal”

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, pada sila ke lima ini Pancasila menekankan kembali tentang keadilan. Dengan disebutkannya kata adil dalam dua butir sila yaitu sila kedua dan kelima ini berarti Pancasila menekankan kepada setiap warga negara terutama para pemimpin untuk senantiasa memperhatikan tentang adil. Adil ini berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya, tidak berat sebelah

Baca Juga : Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Awal Pergerakan Terstruktur Dan Massif Kaum Terpelajar Menuju Kemerdekaan Indonesia.

Dari uraian tentang kesesuaian antara Islam dan Pancasila, dapat disimpulkan bahwa Islam sama sekali tidak bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Ini berarti bahwa warga negara yang belum paham dan cenderung menghadapkan Islam dengan Pancasila, perlu kiranya duduk bersama kembali dan bermusyawarah sebagaimana yang pernah dilakukan bapak pendiri bangsa ini yang terdahulu bahwa Islam dan Nasionalisme adalah dua elemen yang sejalan dan bergandengan tangan untuk menuju Indonesia yang adil dan makmur. (fr)

Simak Video : Upacara Hari Kemerdekaan RI di SMPIT Thariq Bin Ziyad

Post Terkait

0 Komentar

KELUAR